Salam sebuat studi, tim para pakar tersebut meneliti 276 ibu yang memiliki anak dengan kelainan hati, dan 324 ibu yang terkontrol dan memiliki bayi bebas dari masalah hati.
Ketika usia kandungan menginjak bulan ke 16, para ibu mengisi angkat mengenai frekuensi asupan makanan selama 4 minggu untuk keperluan penelitian. Menurut para peneliti, pola diet selama 4 minggu tersebut sama dengan pola diet saat mereka sebelum hamil.
Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang mengkonsumsi vitamin E dosis tinggi beresiko hingga 70 persen memiliki bayi dengan kelainan hati, dibandingkan yang mengkonsumsi vitamin E lebih rendah.
Sementara, pola diet dengan asupan vitamin E tinggi disertai dengan suplemen yang mengandung vitamin E meningkatkan resiko kelainan hati sejak lahir sebesar 5 hingga 9 kali lipat, demikian menurut laporan Dr. R. P. M. Steegers dari University Medical Center,Theunissen, Rotterdam, dan rekannya seperti yang ditulis dalam Jurnal Internasional Obstetri dan Ginekologi.
Peneliti menyimpulkan bahwa tingginya asupan vitamin E "memungkinkan adanya ketidakseimbangangan antara oksidan dan antioksidan" di dalam lapisan embrio.
Kemungkinan mekanisme lain yang diperburuk efek vitamin E dosis tinggi pada bayi, menurut peneliti, adalah termasuk perkembangan perubahan pada hati embrio, dan gangguan sel enzim pembersih racun secara alami
No comments:
Post a Comment