Tuesday, February 10, 2009

Psikoterapi: Atasi Kelainan Mental dan Emosi

Psikoterapi merupakan pengobatan kelainan mental dan emosi dengan menggunakan teknik-teknik psikologi yang didisain untuk mendorong terciptanya komunikasi mengenai konflik yang dimiliki pasien secara lebih mendalam. Dengan begitu diharapkan akan ada pengurangan gejala, perubahan perilaku untuk mengingkatkan fungsi sosial serta pertumbuhan dan perbaikan kepribadian pasien.

Psikoterapi merupakan proses yang memungkinkan seseorang lebih memahami kemampuan, kesusahan, motivasi serta kecemasan mereka dengan arahan terapis.

Dalam hubungan dengan terapis, harus ada rasa saling percaya yang berlanjut terus selama beberapa bulan bahkan tahun."Ini merupakan hubungan yang paling dekat yang tidak akan pernah Anda dapatkan dengan orang lain," kata konsultan klinik psikologi Caroline Garland dari klinik Tavistock, London."Para terapis mengenal pasien mereka lebih baik daripada siapapun di kehidupan pasien tersebut."

Psikoterapi biasanya dilakukan setiap minggu, dan apa pun yang dikatakan atau dilakukan selama sesi ini merupakan rahasia antara pasien dan terapis. Pada terapi individu, pasien dan terapis biasanya duduk di kursi. Sedangkan terapi berkelompok biasanya terdiri dari 3 pasien atau lebih, dan bisa menjadi cara terbaik untuk memecahkan masalah tertentu.

Beberapa orang menggunakan kombinasi teknik-teknik terapi, seperti individual dan terapi marital (dimana sepasang suami istri bertemu dengan 1 atau 2 terapis).

Tidak perduli menggunakan teknik yang mana, prinsipnya, psikoterapi bukanlah cara penyembuhan ajaib, tetapi penyembuhannya ada dalam diri setiap orang. Seiring waktu, pasien membangun rasa "menguasai" terhadap situasi, perasaan, pikiran dan tingkah laku mereka.

Pada tahun 1950-an, ditemukan berbagai bentuk psikoterapi analitis dan dinamis. Pada masa ini, Carl Rogers, mengartikan terapi dari segi cara pandang manusia, dengan keyakinan bahwa setiap individu adalah unik. Ini menimbulkan pemahaman bahwa setiap individu mempunyai masalah yang unik, dengan penyebab yang unik, serta membutuhkan solusi yang unik pula.

Ini memungkinkan adanya psikoterapi yang berpusat pada orang itu sendiri. Para terapis memungkinkan pasien untuk menelusuri perasaan mereka dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang membutuhkan jawaban lebih dari sekedar "iya" atau "tidak". Masing-masing pertanyaan merujuk pada apa yang baru saja dikatakan pasien mengenai perasaan mereka, jadi di setiap sesinya, setiap isu di eksplore secara lebih mendalam.

Berdasarkan pendekatan ini, masalah-masalah psikologi tidak didasarkan pada pikiran-pikiran yang tidak sadar tetapi pada kesalahan memeriksa pikiran-pikiran sadar Anda secara menyeluruh. Para terapis biasanya melibatkan pasien mereka dalam berbagai rutinitas dengan mengetengahkan pertanyaan seperti:

  • Apa yang sedang saya pikirkan?
  • Bagaimana pikiran itu mempengaruhi perasaan saya?
  • Apa saya percaya akan pikiran ini?
  • Jika saya sadar kalau saya sama sekali tidak mempercayai pikiran tersebut, apa itu akan membuat saya merasakan hal yang berbeda?

Berdasarkan pengalaman pasien, terapi ini efektif mengatasi masalah tertentu.

No comments: