Tuesday, February 10, 2009

Kurang Gizi, Rawan Lahirkan Bayi Sumbing

MOBILITAS perkotaan yang tinggi, gaya hidup yang terus berkembang, penurunan tingkat kesehatan lingkungan, peningkatan pencemaran menjadi penyebab kelainan dan penyakit bawaan pada bayi.

Kelainan tersebut, di antaranya bibir sumbing dan kelainan bawaan ringan lainnya seperti tumbuhnya jari tambahan di ujung-ujung jari utama atau daging yang tumbuh di luar telinga dan lain-lain.

Ada beberapa penyakit atau kelainan pada anak yang dibawa sejak lahir. Kelainan bawaan ini ada yang ringan, seperti bibir sumbing, kelainan pada kulit, kelopak mata, atau telinga, tapi ada juga yang berat, seperti jantung, ginjal, hemofilia, dan lain-lain. Penyebabnya pun bermacam-macam, bisa karena virus, atau kekurangan vitamin tertentu, bisa juga karena keturunan.

Kelainan yang terjadi saat seorang ibu melahirkan dikategorikan ringan karena risikonya tidak begitu membahayakan. Sedangkan dikategorikan berat karena risikonya lebih besar. Walaupun ringan, kelainan bawaan seperti bibir sumbing akan sangat mengganggu, terutama pada penampilan.

Timbulnya kelainan bawaan pada bayi terbagi dalam dua faktor. Selain faktor keturunan atau genetika, kelainan bawaan ini bisa disebabkan kurangnya vitamin tertentu seperti asam folat yang menyebabkan bibir anak menjadi sumbing.
Selain itu, menurut Karmini, infeksi yang menyerang ibu hamil dan adanya kelainan selama kehamilan seperti hipertensi, diabetes, dan pra-eklampsia juga menjadi salah satu penyumbang terjadinya kelainan bawaan pada anak.

Kelainan yang merupakan bawaan sejak lahir yang sangat meresahkan orangtua adalah bibir sumbing. Selain mengenai bibir juga bisa mengenai langit-langit. Kelainan sumbing langit-langit lebih berefek kepada fungsi mulut seperti menelan, makan, minum, dan bicara. Bibir sumbing (cleft lip atau labioschizis) adalah suatu kelainan bawaan yang ditandai dengan adanya celah pada bibir, gusi, dan langit-langit yang dapat timbul sendiri atau bersamaan.

Pada kondisi normal, langit- langit menutup rongga antara mulut dan hidung. Pada bayi yang langit-langitnya sumbing, langit-langit tidak ada sehingga pada saat menelan bayi bisa tersedak. Kemampuan mengisap bayi juga lemah sehingga bayi mudah capek pada saat mengisap, keadaan ini menyebabkan minuman atau makanan yang masuk menjadi kurang terserap ke dalam tubuh.

Hasilnya, pertumbuhan dan perkembangannya tertunda. Selain itu juga mudah terkena infeksi saluran napas atas karena terbukanya mulut dan tidak ada batas antara hidung dan mulut. Bahkan, infeksi bisa menyebar sampai ke telinga. "Banyak hal yang memengaruhi seorang bayi lahir dengan bibir sumbing yang mengganggu orangtua.
Salah satunya karena ketika si ibu hamil, tidak tercukupinya asupan gizi dan kurang asam folat," kata ahli gizi dari Rumah Sakit Pertamina Jakarta, Dr Widodo Kusuma.

Untuk membantu bayi dengan keadaan seperti ini, biasanya pada saat bayi baru lahir di pasang selang nasogastric tube, yaitu selang yang dimasukkan melalui hidung yang berfungsi untuk memasukkan susu langsung ke dalam lambung untuk memenuhi kebutuhan bayi akan susu.

Pemasangan obturator yang terbuat dari bahan akrilik yang elastis, semacam gigi tiruan, tapi lebih lunak. Jadi pembuatannya khusus dan memerlukan pencetakan di mulut bayi. Beberapa ahli beranggapan obturator menghambat pertumbuhan wajah pasien, tapi beberapa menganggap tidak masalah.

Sebagai pertolongan pertama, terhadap bayi-bayi yang terlahir dalam keadaan sumbing, pemberian dot khusus juga sangat diperlukan. Dot khusus ini sudah bisa dibeli di apotek. Dot ini bentuknya lebih panjang dan lubangnya lebih lebar daripada dot biasa. "Tujuannya, dot yang panjang menutupi lubang di langit-langit mulut adalah membuat susu bisa langsung masuk ke kerongkongan karena daya isap bayi yang rendah, maka lubang dibuat sedikit lebih besar," kata Dr Widodo.

"Yang harus diperhatikan ketika si ibu hamil adalah memenuhi asupan gizi dan asam folat. Tanpa gizi yang cukup dan asam folat, si ibu sangat rawan melahirkan bayi dengan bibir sumbing," katanya. Perasaan yang tidak menentu ketika mengetahui bahwa bayi yang dilahirkan berada dalam kondisi sumbing, dialami Hastuti, ibu rumah tangga yang baru melahirkan anak pertama.

"Tapi untunglah sekarang teknologi kedokteran sudah sangat canggih. Walaupun waktu lahir anak saya memiliki bibir yang sumbing, dengan operasi, bibirnya sekarang sudah sama dengan bibir bayi lain seusianya," kata Hastuti

No comments: