Tuesday, February 10, 2009

Obat Steroid Tidak Efektif Atasi Bengek Anak


Berdasarkan hasil temuan sebuah penelitian terbaru, obat-obat steroid yang biasa digunakan untuk mengatasi pernapasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) dan flu pada anak, tidak membantu bahkan mungkin berbahaya.

Siswa taman kanak-kanak di Inggris yang dirawat di rumah sakit karena bengek dan diobatai dengan steroid prednisolone, dirawat di rumah sakit dengan jangka waktu yang sama dengan anak-anak lain yang hanya diberikan pil pembantu.

Dalam studi lain, anak-anak di Canada yang mengalami masalah bengek dan menggunakan steroid fluticasone sebagai tindakan pencegahan hanya menunjukkan sedikit kemajuan, tetapi efek sampingnya lebih besar dari manfaatnya. Kedua studi ini dipublikasikan di New England Journal of Medicine edisi Kamis.

"Sangat menyedihkan mengingat seberapa banyak prednisolone yang sebenarnya tidak perlu telah diberikan selama beberapa tahun ini," kata dr. Andrew Bush dari the Royal Brompton Hospital di London.

Bengek disebabkan oleh udara yang susah keluar karena menyempitnya saluran pernapasan. Gejala-gejala ini kadang menakuti orangtua sehingga membawa anak mereka ke rumah sakit, mereka takut anaknya tidak bisa bernapas.

Pihak rumah sakit biasanya menggunakan steroid untuk membuka dan melegakan saluran napas. Ini merupakan pengobatan yang standar bagi orang dewasa dan anak-anak yang menderita asma, tetapi efektifitasnya belum terbukti bagi anak-anak yang hanya mengalami bengek yang bersifat sementara.

Dalam studi yang dilakukan oleh Universitas Leicester ini, anak-anak berusia 10 bulan-5 tahun yang dirawat di rumah sakit diberikan prednisolone atau placebo secara acak. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam jangka waktu perawatan di rumah sakit. Anak-anak yang diberi obat dirawat selama 11 jam dan anak-anak yang menerima placebo dirawat selama 14 jam.

Pada studi yang melibatkan anak-anak di Canada, 129 anak yang berusia antara 1-6 tahun yang memiliki sejarah bengek diberikan inhaled fluticasone atau placebo oleh orangtua mereka ketika mengalami gejala-gejala awal infeksi. Setelah 10 bulan, kelompok anak yang menggunakan inhaled fluticasone atau placebo mengalami pengurangan gejala. Tetapi, mereka juga mengalami penambahan tinggi dan berat badan yang lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak yang menggunakan placebo.

Karena itu, para peneliti menganjurkan untuk tidak menggunakan obat sebagai tindakan pencegahan sebelum efek sampingnya benar-benar diketahui.

No comments: