Saturday, January 24, 2009

Pertusis ( Batuk Rejan )

Pertusis yang sering juga disebut batuk rejan adalah penyakit infeksi bakterial yang menyerang sistem pernapasan yang melibatkan pita suara (larinks), trakea dan bronkial. Infeksi ini menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan sehingga menyebabkan serangan batuk yang parah.

Batuk rejan dapat menyerang segala umur, 60 % menyerang anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun. Penyakit ini akan menjadi serius jika menyerang bayi berumur kurang dari 1 tahun. Biasanya pada bayi yang baru lahir dan keadaannya menjadi lebih parah.

Para dokter melaporkan lebih dari 7000 kasus batuk rejan yang terjadi tahun lalu. Sebenarnya lebih banyak kasus yang terjadi tetapi gejala yang timbul pada remaja dan orang dewasa biasanya lebih ringan. Akibatnya, para remaja dan orang dewasa memutuskan tidak menemui dokter untuk mengobati gejala-gejalanya atau dokter tidak mengetahui gejala-gejala yang ringan tersebut sebagai batuk rejan.

Batuk adalah gejala khas dari batuk rejan. Serangan batuk terjadi tiba-tiba dan berlanjut terus tanpa henti hingga seluruh udara di dalam paru-paru terbuang keluar. Akibatnya saat napas berikut, si anak telah kekurangan udara sehingga bernapas dengan cepat akibatnya suara pernapasan berbunyi seperti pada bayi yang baru lahir berumur kurang dari 6 bulan dan pada orang dewasa, bunyi ini sering tidak terdengar. Batuk pada batuk rejan biasanya sangat parah hingga muntah-muntah dan penderita sangat kelelahan setelah serangan batuk. Di antara episode batuk, anak yang terinfeksi terlihat normal ( tanpa gejala ).

Batuk rejan diobati dengan antibiotika untuk mengurangi penyebaran infeksi. Jika pengobatan dimulai pada tahap awal penyakit, maka dapat memperpendek perjalanan penyakit tersebut.

Anak-anak harus diimunisasi terhadap pertusis. Imunisasi sangat efektif mencegah penularan penyakit ini. Sebelum vaksin penyakit ini ditemukan, sebanyak 270.000 kasus pertusis terjadi tiap tahunnya. Dengan pendistribusian vaksin, sejumlah kasus pertusis menurun hingga 1010 pada tahun 1976. Sejak itu jumlah kasus tiap tahunnya meningkat di atas 7000. Karena alasan tersebut banyak orangtua yang memilih tidak memberikan vaksin pada anak-anaknya.

Orang dewasa yang tidak pernah diimunisasi, yang tidak mendapatkan imunisasi dengan baik atau daya imunisasinya telah menurun dapat juga terinfeksi batuk rejan. Pada orang dewasa biasanya gejala yang terjadi ringan, tetapi mereka dapat menularkan penyakit itu kepada orang lainnya, termasuk anak-anak yang belum diimunisasi. Bayi-bayi yang tidak diimunisasi selalu tertular batuk rejan dari orang dewasa karier ( pembawa penyakit ) yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut.

Batuk rejan sangat infeksius terhadap bagi orang yang tidak memiliki kekebalan. Penyakit ini mudah menyebar ketika si penderita batuk. Waktu antara paparan penyakit hingga menimbulkan gejala-gejala (masa inkubasi) adalah antara 7 dan 14 hari.

Sekali seseorang terinfeksi pertusis, maka orang tersebut kebal terhadap penyakit tersebut untuk beberapa tahun, tetapi tidak seumur hidup. Kadang-kadang orang tersebut terinfeksi batuk rejan kembali setelah beberapa tahun kemudian. Pada saat ini vaksin pertusis tidak dianjurkan bagi orang dewasa. Walaupun, orang dewasa sering sebagai penyebab infeksi pertusis pada anak-anak, mungkin vaksin untuk orang dewasa dianjurkan di masa depan.

No comments: