HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
AIDS singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu 2 minggu sampai 20 tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Faktor yang membedakannya dari masing-masing orang adalah dari kekebalan tubuhnya. Selain itu faktor pendukung lainnya adalah orang yang lebih tua memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah, sehingga berisiko lebih tinggi mengalami perkembangan penyakit yang pesat daripada orang yang lebih muda. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini.
Berdasarkan hal tersebut maka penderita AIDS dimasyarakat digolongkan kedalam 2 kategori yaitu :
1. Penderita yang mengidap HIV dan telah menunjukkan gejala klinis (penderita AIDS positif)
2. Penderita yang mengidap HIV, tetapi belum menunjukkan gejala klinis (penderita
Diagnosis
Dapat dilakukan dengan pengecekan laboratorium dengan ditemukannya antibodi yang khusus terhadap virus tersebut. Bila hasil antibodi POSITIF maka langkah selanjutnya adalah pemeriksaan KONFIRMASI dengan metode Westren Blot.Bila hasil Westren Blot memberikan hasil POSITIF maka selanjutnya periksalah Kadar CD4, PPD, Toksoplasma, Serologi CMV, Serologi STD, Hepatitis, Pap smear.
Namun, setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV /AIDS harus didahului dengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan yang bersangkutan. Sebelum dan sesudahnya harus diberikan konseling yang memadai dan hasil pemeriksaan wajib dirahasiakan.
Penyebab
HIV dapat ditularkan melalui Transmisi Seksual dengan Heteroseksual yaitu antara laki-laki dengan perempuan yang berhubungan dengan semen dan cairan vagina atau serviks. lnfeksi dapat ditularkan dari setiap pengidap infeksi HIV kepada pasangan seksnya. Resiko penularan HIV tergantung pada pemilihan pasangan seks. jumlah pasangan seks, dari jenis hubungan seks. Pada penelitian Darrow (1985) ditemukan resiko seropositivitas untuk zat anti terhadap HIV cendrung naik pada hubungan seksual yang dilakukan pada pasangan tidak tetap orang yang sering berhubungan seksual dengan berganti pasangan merupakan kelompok manusia yang beresiko tinggi terinfeksi virus HIV. Dapat juga dengan Homoseksual. Cara ini biasanya dilakukan oleh pria homoseks. Di Amerika Serikat lebih 50% pria homoseks didaerah urban tertular HIV melalui hubungan seks anogenital.
Transmisi non seksual dapat terjadi seperti penggunaan jarum suntik atau tusuk lainnya ( tindik) yang tidak steril atau sudah terkontaminasi HIV. Serta air susu ibu atau ASI
Contoh : Bayi minum asi dari wanita HIV+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya.
Gejala
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik seperti demam, keringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, kelemahan, dan penurunan berat badan lebih 10% perbulan.
Pencegahan
Untuk mencegah penyebaran AIDS / HIV kita perlu mengetahui pola penyebaran virus ini : 1. Penyebaran melalui hubungan seksual; 2. Melalui darah 3. Melalui ibu yang terinfeksi HIV kepada bayinya.
Upaya pencegahan melalui hubungan seksual dengan cara:
• Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra seksual yang setia
dan tidak terinfeksi HIV (homogami)
• Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin
• Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS
• Tidak melakukan hubungan anogenital.
• Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual dengan
kelompok resiko tinggi tertular AIDS dan pengidap HIV.
Dengan perilaku seksual yang bertanggung jawab diharapkan mampu mencegah penyebaran penyakit AIDS di Indonesia.
Upaya pencegahan melalui darah dengan cara :
? Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV dengan jalan memeriksa darah donor. Hal ini masih belum dapat dilaksanakan sebab memerlukan biaya yang tingi serta peralatan canggih karena prevalensi HIV di Indonesia masih rendah, maka pemeriksaan donor darah hanya dengan uji petik.
? Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk tidak menjadi donor darah. Apabila terpaksa karena menolak, menjadi donor menyalahi kode etik, maka darah yang dicurigai harus di buang.
? Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan secara
? Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita AIDS harus disterillisasikan secara
? Kelompok penyalahgunaan narkotik harus menghentikan kebiasaan penyuntikan obat ke dalam badannya serta menghentikan kebiasaan mengunakan jarum suntik bersama.
? Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable)
? Membakar semua alat bekas pakai pengidap HIV.
Upaya pencegahan melalui ibu hamil dengan himbauan agar ibu yang terinfeksi HIV tidak hamil.
Air liur / air ludah / saliva, feses / kotoran / tokai / bab / tinja, air mata, air keringat, dan air seni / air kencing / air pipis / urin / urine penderita mengandung AIDS/HIV namun tidak ada kasus infeksi dalam hal ini. Yang berperan dalam penularan AIDS adalah mani, cairan vagina dan darah.
Perawatan
Tidak terdapat vaksin HIV atau obat untuk HIV atau AIDS. Metode satu-satunya yang diketahui untuk pencegahan berdasarkan penghindaran masuknya virus atau, jika gagal, perawatan antiretroviral secara langsung setelah masuknya secara signifikan, disebut post-exposure prophylaxis (PEP). PEP memiliki jadwal empat minggu takaran. PEP juga memiliki efek samping yang tidak menyenangkan seperti diare, tidak enak badan, mual, dan lelah.
Multivitamin harian dan suplemen mineral yang merupakan sumber zat besi dan vitamin B (B2, Niasin, B6, Asam folat, Biotin dan B12), serta vitamin C. Vitamin B2 banyak terdapat pada susu, hati, dan sayuran berwarna hijau. Dapat mengurangi alur penyakit HIV pada laki-laki dan wanita. Hal ini dapat menjadi intervensi “berharga-rendah” yang tersedia selama awal penyakit HIV untuk memperpanjang waktu sebelum terapi antiretroviral didapat. Namun, suplemen hendaknya tidak dikonsumsi berlebihan karena justru akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Alih-alih mendapatkan kesehatan malahan berurusan dengan penyakit fatal.Karena kelebihan zat tertentu dalam tubuh akan menimbulkan gangguan dalam tubuh. Seperti kelebihan suplemen protein akan menyebabkan, ginjal bekerja ekstra, jangan menggunakan suplemen vitamin berlebihan hanya akan memberikan kesehatan sesaat.
Sebaiknya mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi seperti, ikan teri kering, udang rebon kering, kerang, daging, sapi, hati sapi, ginjal sapi, kuning telur ayam, kacang mede, kacang kedele, kacang hijau dan sayuran berwarna hijau.
Berbagai bentuk pengobatan alternatif digunakan untuk menangani gejala atau mengubah aliran penyakit. Contoh obat alternatif yang diharapkan dapat mengurangi gejala atau menambah kualitas hidup termasuk urut, manajemen stres, obat jamu dan bunga seperti boxwood, dan akupunktur. Ketika menggunakan penanganan biasa, banyak yang merujuk kepadanya sebagai penanganan “saling melengkapi”. Meskipun penyebaran penggunaan obat saling melengkapi dan alternatif oleh orang yang hidup dengan HIV/AIDS, belum ada hasil efektif dari terapi-terapi ini.
AIDS adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya karena mempunyai case fatality rate 100% dalam 5 tahun, artinya dalam waktu 5 tahun setelah diagnosa AIDS di tegakkan maka semua penderita akan meninggal.
Dengan menjaga dan memelihara tubuh tetap sehat maka kita akan terhindar dari keluhan mudah lelah dan letih. Cara-cara yang dilakukan untuk menjaga dan memelihara tubuh adalah:
1. Konsumsi hidrat arang, lemak dan protein.
Bahan makanan sumber energi (hidrat arang) meliputi, beras, jagung, kentang, mi, roti
dan gula. Bahan yang makanan yang mengandung lemak meliputi, minyak, margarin dan mentega. Sumber protein meliputi, susu, keju, telur, ikan, daging, tahu,
2. Asupan zat gizi pembangun. Di samping berguna untuk pemberi tenaga (energi) prote-
in berfungsi ganda membentuk dan membangun sel-sel dan jaringan tubuh. Caranya
adalah mengkonsumsi daging ayam dan daging sapi cukup 100-125 gram per hari dengan
frekuensi 3 kali seminggu.
No comments:
Post a Comment