Friday, January 9, 2009

Penyakit Anemia

Pengertian

Anemia merupakan penyakit kurangnya kadar sel darah merah dalam tubuh. Padahal fungsi sel darah merah / RBC sangat penting bagi tubuh, yaitu mengangkut oksigen ke seluruh lapisan tubuh. Berkurangnya oksigen pada bagian tubuh tertentu dapat menyebabkan tubuh menjadi cepat lelah. Nah, jika lelah sudah menyerang, aktivitas sehari-hari akan terganggu. Ujung-ujungnya kita menjadi stress.

Banyak perempuan yang menganggap sepele dalam penyakit Anemia ini. Padahal, Anemia bisa berdampak pada banyak hal. Mulai dari yang sepele, seperti malas beraktivitas hingga kematian. Saya lebih berfokus pada perempuan, karena penyakit ini lebih sering menyerang perempuan daripada pria. Karena sekarang banyak perempuan yang bekerja, selain mengurus keluarga. Penelitian menunjukkan, perempuan bekerja lebih berat dibanding laki-laki. ”Nah, kalau sampai terkena anemia, maka produktivitasnya menjadi berkurang. Gampang sakit, terkena infeksi, gampang capek, akibatnya tidak bisa bersosialisasi.”

Penelitian juga menunjukkan, jumlah penderita Anemia pada anak-anak usia SD lebih banyak yang perempuan, apalagi begitu mereka mulai menstruasi.

Anemia juga merupakan penyebab utama kematian ibu hamil saat melahirkan, karena pendarahan. Angka kematian ibu hamil di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN.

Diagnosis

Dokter akan menanyakan sejarah Anemia dalam keluarga dan gejala serta obat yang dikonsumsi. Namun dokter tidak dapat langsung mengidentifikasi Anemia dari fisik atau gejala yang dialami saja. Anemia dideteksi dari tes darah dilaboratorium dengan mengetahui jumlah darah yang lengkap / Complete Blood Count. Tes yang menentukan apakah produksi sel terjadi dengan normal dalam sumsum tulang belakang dapat mendeteksi Anemia juga.

Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia.

Sebelum masuk ke pemecahan, kita lihat dulu penyebab dari Anemia itu apa. Mari simak berikut ini :

Penyebab

Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan hebat, kecelakaan, pembedahan, persalinan, pecahnya pembuluh darah, pendarahan pada hidung, wasir, kanker atau polip di saluran pencernaan, tumor ginjal atau kandung kemih, dan pendarahan menstruasi yang banyak atau perdarahan kronik.

Gizi yang buruk atau gangguan penyerapan nutrisi oleh usus juga dapat menyebabkan seseorang mengalami kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika asupan zat besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi Anemia.


Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi perdarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak. Transfusi darah merupakan tindakan penanganan utama jika terjadi perdarahan akut. Perdarahan tersebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang lama.

Ada 3 faktor mekanisme tubuh yang menyebabkan terjadinya Anemia :

1) Penghancuran sel darah merah yang berlebihan

Ini disebut Anemia Hemolitik, disebabkan karena infeksi atau konsumsi obat tertentu. Sehingga sistem kekebalan tubuh salah menganggap sel darah merah sebagai benda asing yang kemudian menghancurkan sel darah merah.

2) Kehilangan Darah

Kehilangan darah merah dalam jumlah banyak bisa terkena Anemia juga karena pendarahan berlebih saat terluka, seperti ketika operasi. Atau menstruasi bagi kaum wanita yang tidak berimbang dengan jumlah zat besi dalam tubuh. Karena zat besi diperlukan untuk membuat sel darah merah.

3) Produksi sel darah merah tidak mencukupi

Ini disebut Anemia Aplastik, disebabkan infeksi virus atau terkena zat kimia beracun seperti radiasi, obat-obatan( antibiotik, obat anti serangan penyakit, atau perawatan kanker) yang mengakibatkan sumsum tulang belakang tidak dapat membuat sel darah merah secukupnya. Atau kurangnya zat besi, kurangnya vitamin B12, asam folat, dan vitamin C.

Akibatnya ketahanan tubuh penderita Anemia berkurang. penderita Anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat,” Jelas Firman.

Gejala

Gejala dari penyakit Anemia ini adalah kulit pucat (gak perlu pakai krim pemutih lagi dong), disertai penurunan warna merah muda pada bibir dan ujung jari. Biasanya, perubahan ini terjadi perlahan-lahan sehingga tidak disadari oleh penderita. Tanda umum lainnya seperti cepat marah, lelah, pusing-pusing, dan kepala terasa ringan, serta detak jantung cepat.

Tanda khusus dari gejala Anemia ini dapat berupa kulit menguning, bagian putih mata pucat sampai menguning, pembesaran limpa, dan urin berwarna merah tua. Gejala bagi anak yang kekurangan zat besi dapat mengakibatkan penundaan perkembangan dan gangguan perilaku, seperti masalah interaksi sosial, penurunan aktifitas motorik, dan perhatian terhadap tugas menurun. Masalah perkembangan dapat berlanjut terus jika kekurangan zat besi tidak ditangani.

Pencegahan

Untuk menghindari Anemia, lagi-lagi saya harus ingatkan untuk selalu menjaga kesehatan tubuh agar tetap fit. Tetap mengkonsumsi sereal setiap hari yang biasanya mengandung zat besi, makanan seimbang. Jenis makanan yang banyak mengandung zat besi adalah daging sapi, kuning telur, sayuran berdaun hijau, sayuran dan buah berwarna kuning, kulit kentang, tomat dan kismis. Minum kopi atau the saat makan dapat menurunkan jumlah zat besi yang diserap secara signifikan. Selain itu jangan lupa vitamin C, karena membantu tubuh menyerap zat besi.

Pengobatan

Jika sudah menunjukkan gejala Anemia sebaiknya langsung dibawa ke dokter. Penyembuhan dapat dilakukan berdasarkan penyebab Anemianya. Anemia terjadi akibat kekurangan zat besi, dokter akan meresepkan obat dalam bentuk tetesan atau tablet, dan mungkin juga merekomendasikan makanan yang kaya zat besi.

Anemia terjadi akibat siklus haid yang tidak teratur atau berat, dokter akan memberikan obat pengatur pendarahan, asam folat dan suplemen vitamin B12. Sedangkan untuk Anemia kronis / parah dapat dilakukan transfusi sel darah merah, penghilangan limpa atau perawatan dengan obat-obatan, menstimulasi sumsum tulang untuk membuat lebih banyak sel darah.

Transplantasi sumsum tulang belakang akan dipertimbangkan bagi penderita Anemia sel sabit, thalassemia dan anemia aplastik. Yang artinya mengambil sumsum tulang belakang pendonor dan menyuntikkannya ke dalam pembuluh vena. Sel dari pendonor akan mengalir melalui aliran darah ke sumsum tulang belakang, dimana sel akan mulai memproduksi sel darah merah yang banyak.

Namun, perlu diperhatikan, asupan zat besi jangan berlebihan. Soalnya, unsur ini justru bisa mengganggu kesehatan dan merusak organ tubuh. Dengan kecukupan besi di dalam tubuh, bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan juga mempertahankan kesehatan.

No comments: