Friday, September 11, 2009

Kolesterol Tinggi, Jahat atau Baik?

Pengobatan Ustadz Galih Gumelar - Kolesterol sebenarnya bukanlah zat yang menakutkan, seperti yang biasanya dibayangkan orang. Kolesterol adalah lemak yang berwarna kekuning-kuningan dan sangat ber­guna untuk kesehatan. Tubub memerlukannya untuk mem­buat hormon reproduksi dan fungsi seksual, hormon adre­nalin yang diperlukan dalam proses metabolisme, dan vita­min D. Kolesterol juga berguna untuk mengangkut lemak dalam darah ke seluruh tubuh.

Hati menghasilkan sekitar satu gram kolesterol setiap hari, yang dapat dibuat pula oleh semua sel tubuh. Sejum­ lah kecil kolesterol, yaitu 0,3 gram per hari, diserap oleh usus, tak tergantung dari jumlah kalori yang dimakan. Akan tetapi, kalori dari makanan yang kandungan lemaknya tinggi menyebabkan tubuh harus menghasilkan kolesterol lebih banyak, agar tingkat kolesterol darah meningkat.

Lemak jenuh merupakan faktor utama penyebab tinggi­nya kolesterol, karena kolesterol dalam darah berada sebagai ikatan lemak dan protein, yang disebut lipoprotein. Lipo­protein terdiri dari HDL (high-density lipoprotein), yaitu lipo­protein berkerapatan jenis tinggi, dan LDL (low-density lipo­protein), yaitu lipoprotein berkeraparan jenis rendah, yang mempunyai fungsi yang bertolak belakang. HDL menghi­langkan kolesterol yang ada di dalam darah dan dinding­dinding pembuluh darah serta mengembalikannya ke hati, tempat kolesterol itu dihasilkan dan dikeluarkan. Sedangkan LDL melakukan hal yang berlawanan, yaitu mengangkut kolesterol dari hati ke seluruh tubuh, sehingga mempermu­dah timbulnya timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah sebagai akibat menyempirnya arteri. Meskipun baik untuk kesehatan, kolesterol clapat berbahaya bagi kesehatan bila kadarnya terlalu tinggi atau di atas 5 mmol/liter darah.

Lemak yang berasal dari hewan umumnya berupa ikatan LDL, sedangkan yang berasal dari tumbuhan umumnya be­rupa ikatan HDL. Kolesterol yang berikatan LDL terdapat dalam kuning telur, daging, susu, produk susu, dan lain-lain. Sedangkan kolesterol yang berikatan lemak jenuh terdapat pada minyak kelapa, minyak kelapa sawit, santan, dan seba­gainya. Sementara makanan yang mengandung kolesterol yang dalam ikatan HDL adalah yang berasal dari tumbuh-­tumbuhan, seperti: tempe, tahu, dan kacang-kacangan serta dalam makanan yang mengandung lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal, seperti: minyak kedelai, minyak kacang, minyak selada, dan minyak jagung. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengurangi kadar kolesterol dengan menggunakan jenis minyak tersebut.

Untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah, hendak­nya susunan menu makan sehari-hari mengandung lemak tidak jenuh ganda dua kali lipat dari jumlah lemak jenuh. Produk terigu, misalnya roti, di samping emping jagung, mempunyai kadar tinggi serat larut yang menurunkan ko­lesterol. Berolahraga secara teratur akan meningkatkan pembakaran lemak dan kolesterol.

Cara Mencegah Kolesterol

Pola makan yang lebih didominasi lemak, terutama lemak jenuh, dapat mendorong munculnya penyakit kolesterol. Karena itu untuk mencegahnya Anda harus mengatur makanan yang Anda konsumsi. Caranya:
- Konsumsi sayur dan buah-buahan yang berserat tinggi, gandum atau oat, serta kacang-kacangan.
- Jangan pula konsumsi vitamin C yang terdapat dalam buah mangga, jeruk, stoberi, pepaya, rambutan, belimbing, dan kiwi, serta vitamin E yang terkandung dalam buah alpukat, almond, dan biji bunga matahari.
- Konsumsi makanan yang mengandung betaglucan seperti apel, pir, wortel, kapri, buncis, kacang panjang, almond, dan biji bunga matahari.
- Pertahankan berat badan ideal karena orang dengan berat badan lebih cenderung memiliki kadar kolesterol tinggi.
- Lakukan olahraga dengan teratur agar metabolisme tubuh bekerja dengan baik.
- Mengonsumsi Quaker Oatmeal sebanyak 10 gram selama 30 hari dapat menurunkan kadar kolesterol total sebanyak 12%.

No comments: