Friday, September 11, 2009

Faktor-Faktor Psikologi Penyebab Impotensi

Pengobatan Ustadz Galih Gumelar - Seperti yang sudah dipaparkan di Bagian 2, kita sudah tahu betapa kompleksnya respon fisik yang Anda butuhkan untuk memperoleh dan tetap mempertahankan ereksi. Seperti yang bisa Anda bayangkan, sangatlah mudah untuk menginterupsi rantai fisik dari urutan kejadian itu, membuat ereksi sulit diperoleh atau sulit dipertahankan. Namun rasa takut, kecemasan, dan rasa bersalah merupakan alasan psikologis utama yang membuat banyak pria menjadi impoten untuk sementara waktu. Namun ada berbagai macam alasan yang tidak bisa dihitung kenapa sejumlah pria tidak dapat memperoleh ereksi.

Anda mungkin sedang menghadapi masalah berkenaan dengan pekerjaan Anda. Sang atasan mungkin sedang menekan Anda, atau perusahaan sedang dalam keadaan kembang-kempis, atau bertebarannya isu-isu yang tidak sedap didengar.

Anda mungkin sedang dilanda kesulitan keuangan. Bila Anda kehilangan pekerjaan, atau pasangan Anda sedang menganggur, atau bertumpuknya tagihan-tagihan yang harus dibayar makin mencekik Anda, atau si petugas pajak kembali datang untuk mendera Anda, tidaklah mudah bagi Anda untuk memperoleh pikiran yang jernih untuk menikmati seks.

Hubungan yang sedang Anda jalin barangkali juga sedang tersendat-sendat. Bila Anda berselisih dengan pasangan Anda dan merasa gelisah tiap kali Anda melihat dirinya, kegelisahan itu bisa tercermin di dalam semua aspek dalam hidup Anda, termasuk juga kehidupan seks Anda.

Anda mungkin sedang dibebani perasaan bersalah karena skandal yang Anda jalani. Hal ini bisa membuat Anda tidak perkasa di hadapan sang istri, atau dengan pasangan baru Anda itu, atau dengan keduanya.

Anda mungkin sedang cemas memikirkan penyakit yang sedang menyerang keluarga Anda. Bila seseorang yang Anda sangat cintai sedang menderita penyakit yang serius, sulitlah untuk menggeser segala rasa cinta dan perhatian Anda ke arah lain agar Anda bisa memfokuskan diri pada hal lainnya. Anda bahkan mungkin merasa bersalah karena merasakan kenikmatan di saat orang lain sedang berjuang melalui penderitaan.

Hal-hal inilah yang mungkin menjadi awal dari masalah yang ada. Dan selanjutnya, masalah baru lainnya pun bermunculan di saat Anda mengalami kegagalan pertama untuk memperoleh ereksi.

Anda bisa lihat apa yang menjadi masalahnya. Anda dibesarkan di tengah masyarakat yang "macho," dimana seorang pria dilihat sebagai sosok yang harus bertindak dengan kuat dan bertangan dingin. Dan untuk alasan apa pun (kelelahan, masalah keuangan, rasa bersalah, apa pun juga) Anda tidak bisa memperoleh ereksi di saat Anda menginginkannya.

Anda pun mulai merasa bersalah. Pasangan Anda sudah siap untuk berhubungan seks, dan Anda tidak dapat unjuk gigi. Anda merasa kurang jantan. Jadi lain kali Anda merasa siap untuk bercinta, Anda pun jadi memikirkan tentang penis Anda, bertanya-tanya apakah bagian yang satu itu akan bisa menunjukkan kehebatannya seperti yang Anda inginkan. Hal ini sama saja memberikan diri Anda beban yang sebenarnya tidak perlu.

Bila kemudian Anda gagal untuk memperoleh ereksi, Anda pun makin membuat diri Anda terbebani dengan tekanan dan tekanan dan kegelisahan dan kegelisahan. Kenapa gerangan Anda tidak bisa berereksi, di saat Anda melupakan seks dan mencemaskan performa Anda sendiri? Hal ini dikenal dengan sederhananya sebagai kecemasan terhadap penampilan diri. Atau tahap kegelisahan.

PERCERAIAN
Impotensi adalah sesuatu yang sudah umum terjadi di kalangan pria yang bercerai karena alasan -alasan yang persis dikemukakan di atas. Skenario kejadiannya biasanya terjadi seperti berikut ini:

Seorang pria separuh baya bercerai dengan istrinya. Ia pun minum-minum dengan agak berlebihan. Ia merasa kesepian dan tidak biasa bepergian dengan wanita tanpa adanya sang (mantan) istri. Ia memimpikan seks, namun tidak pernah menikmatinya lagi selama 2 tahun.
Dan pada suatu malam, ia pun cukup dilanda mabuk untuk memikirkan seks denagn seorang wanita yang ia sudah kenal beberapa waktu. Namun ia begitu cemas berhubungan seks dengan wanita yang bukan istrinya sendiri, dan juga terlampau mabuk, hingga ia pun tidak dapat berereksi.

Hari berikutnya. ia merasa amat sengsara. Terlepas dari rasa pusingnya karena mabuk, ia malu dan gelisah. Ia tidak pernah mau melihat wanita lagi, karena ia tahu ia akan dipermalukan. Ia perlu mabuk-mabukan lagi untuk memompa keberaniannya untuk mengajak bermain cinta dengan wanita selanjutnya yang ia kencani. Dan lagi-lagi, ia pun tidak bisa berereksi.

Pria ini begitu gugupnya hingga ia menghindari situasi dimana seks mungkin akan menjadi sesuatu yang dipertimbangkan. Ia menghindari wanita di tengah lingkup pergaulannya, dan menjadi makin tertekan dan tertekan. Ia minum makin banyak karena ia merasa malu, yang membuat peluang untuk memperoleh ereksi makin menipis. Ia pun terjebak dalam lingkaran setan.

Untungnya, pria yang bahkan sudah terjerumus ke dalam lingkaran ketakutan dan perasaan rendah diri dan alkohol ini pun masih bisa ditolong. Bacalah terus.

HAL LAIN YANG MENGANGGU PIKIRAN
Ada sebuah lelucon yang menggambarkan dengan jelas bagaimana kecemasan bisa menghentikan fungsi tubuh manusia untuk bertindak sebagaimana mestinya.

Seorang jutawan muda sedang ngotot-ngototan dengan seorang pria yang lebih tua mengenai harga sebuah stasiun TV yang ia ingin beli. Setelah menjalani negosiasi selama berminggu-minggu, si jutawan muda ini bersedia membayar 150 juta dolar, sedangkan si bapak yang lebih tua ini ingin dibayar 160 juta dolar. Si pria yang lebih tua ingin berkata, "Begini saja, saya ada usul. Saya harus pergi ke toilet sekarang. Anda datang dan berdiri di samping saya di urinal. Bila Anda sanggup kencing selama kurang lebih satu menit berdiri di sana, stasiun TV ini bolehlah jadi milik Anda denagan harga 150 juta dolar. Tapi kalau Anda tidak mampu melakukannya, yah harganya tetap 160 juta dolar."

Si pria muda menganggap ini sesuatu yang mudah untuk 10 juta dolar, hanya mampu untuk kencing ke dinding!

Mereka pun pergi ke toilet. Si bapak tua ini mengeluarkan arlojinya. Si pria muda mengeluarkan penisnya dan berdiri di sana. Ia tidak bisa merasa cukup tenang untuk mengeluarkan air kencingnya. Harganya pun jadi naik: 160 juta dolar. Si pria yang lebih tua ini tahu bahwa tekanan yang mendera si pemuda ini begitu membuatnya tegang hingga ia tidak dapat cukup merasa tenang, bahkan untuk melakukan sesuatu yang biasanya terjadi dengan alami.

Hal paling ampuh yang meyebabkan orang tidak dapat tampil dengan baik adalah rasa takut akan kegagalan.

No comments: