Friday, July 31, 2009
Terapi Terkini Psoriasis
Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Psoriasis merupakan penyakit yang dibawa mati. Sampai saat ini penyakit kulit ini belum bisa disembuhkan, sering kambuh, dan mudah meluas ke bagian tubuh lain serta menyebabkan komplikasi.
Timbulnya bercak merah di kulit, sisik kasar dan tebal, terkadang disertai rasa gatal dan nyeri, bahkan terjadi perdarahan, merupakan ciri khas dari penyakit ini.
Menurut Prof.Dr.dr.Benny Effendi Wiryadi, Sp.KK, dari RSCM Jakarta, penyakit yang bisa menyerang laki-laki dan perempuan, anak-anak hingga orang tua ini butuh perawatan yang berkelanjutan.
"Secara umum penderita psoriasis dibagi dua kelompok, yakni yang terkena sebelum usia 40 tahun dan di atas 40 tahun. Mereka yang kena di usia muda perjalanan penyakitnya akan semakin parah dan beresiko terkena sindrom metabolik (pencetus penyakit kardiovaskular)," kata Guru Besar dari Departemen Penyakit Kulit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Pengobatan psoriasis ditentukan oleh kondisi penderita, antara lain tipe psoriasis, lokasi di tubuh, tingkat keparahan, umur pasien dan sejarah medis, respon pasien terhadap terapi sebelumnya, serta jenis pengobatannya. Menurut Prof.Benny, tidak ada satupun terapi yang bisa sesuai bagi semua penderita.
"Penyakit ini cukup unik. Sering terjadi obat yang semula bisa menghilangkan gejala, suatu saat menjadi tidak mempan. Namun di kemudian hari bisa efektif lagi bila digunakan," paparnya dalam acara media edukasi Cegah Komplikasi & Mengontrol Gejala Psoriasis dengan Terapi yang Tepat, di hotel Sahid Jaya, Jakarta (28/7).
Jenis terapi
Terapi untuk psoriasis terus dikembangkan, mulai dari terapi kombinasi (mengombinasi beberapa jenis obat), terapi sekuensial (memberi beberapa jenis obat secara berurutan), serta terapi rotasi (menggunakan beberapa macam model terapi secara bergiliran).
Untuk psoriasis tipe ringan, dokter biasanya akan menggunakan pengobatan steroid topikal (oles). Pengobatan tipe ini membutuhkan waktu yang lama, terutama bila peradangannnya sangat banyak pada tubuh. Pengobatan ini juga bisa digunakan setelah bercak hilang untuk menjaga kondisi kesembuhan setelah selesai fototerapi atau pengobatan sistemik.
Sementara itu, untuk psoriasis tipe sedang hingga berat, ada dua terapi yang direkomendasikan, yakni terapi penyinaran (fototerapi) dan pengobatan sistemik. "Prosesnya menggunakan sinar ultraviolet B dan responnya cukup bagus," ujar Prof.Benny.
Hanya saja dalam penggunaan jangka panjang, terapi penyinaran memiliki efek samping kanker kulit. "Meski belum bukti pasien terkena kanker kulit, namun fototerapi jangka waktunya dibatasi, khususnya untuk pasien muda," lanjut Prof.Benny.
Sedangkan pengobatan sistemik (oral) dilakukan bila pengobatan secara topikal tidak memberi perbaikan, khususnya untuk psoriasis kategori sedang atau berat. "Terapi ini tidak boleh untuk orang hamil karena beresiko menimbulkan cacat janin dan mengakibatkan kemandulan. Selain itu bila obat dihentikan biasanya penyakit akan semakin parah," ujarnya. Biasanya dokter mengombinasikan terapi ini dengan terapi lain.
Pengobatan psoriasis yang terbaru adalah menggunakan terapi biologik yang bekerja selektif pada elemen spesifik sistem imun. Seperti diketahui, psoriasis dianggap sebagai penyakit autoimun dimana sel T, suatu sel kekebalan dalam tubuh bersifat terlalu aktif dan menghasilkan zat-zat yang menyebabkan peradangan di kulit.
Strategi dasar dari terapi biologik adalah untuk menghambat atau menghilangkan sel T patogenik, mengubah keseimbangan sitokin serta menghambat sitokin. Keuntungan dari terapi ini tidak memengaruhi sel T normal dan sel-sel di luar sistem imun. Selain itu pasien bisa tidak perlu setiap hari meminum obat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment