EFEKTIF: Pengobatan yang berkonsentrasi pada titik akupunktur bisa digunakan dengan jarum ataupun alat lain, tanpa mengurangi keberhasilannya.
Semua jenis akupunktur, termasuk yang memasukkan jarum dikulit atau tidak, dapat mengurangi rasa sakit di bagian belakang tubuh, berdasarkan studi terhadap kelompok pasien usia dewasa.
"Semua jenis akupunktur bisa membantu perawatan rutin. Akupunktur sangat efektir untuk perawatan sakit di bagian bellakang kronis. Pasien yang menjalani akupunkture cenderung lebih cepat membaik," ujar Daniel Cherkin, pemimpin penelitian yang dipublikasikan 11 Mei lalu pada Archives of Internal Medicine.
Namun, penemuan yang baru ialah akupunktur jenis yang tidak memasukkan jaruk ke dalam tubuh sebagaimana biasanya, bermanfaat hampir sama. Demikian diungkapkan Cherkin yang juga seorang investigator senior dari Pusat Kelompok Kesehatan dari Penelitian kesehatan di Seattle.
Sakit punggung kronis merupakan salah satu masalah kesehatan yang semakin sering terjadi di Amerika Serikat. Hal itu juga yang menyebabkan semakin banyak orang memutuskan untuk pergi ke ahli akupunktur terutama ketika terapi pengobatan lainnya tidak berhasil.
Meskipun sudah ada penelitian sebelumnya yang mengatakan akupunktur sebagai pilihan perawatan yang dapat dilakukan secara terus menerus. "Namun bukti dari nilai akupunktur secara umum sangat meragukan, hal itu lantaran kualitas dari penelitian yang kurang baik," tegasnya.
Percobaan kali ini merupakan yang terbesar. Lebih dari 600 pasien dewasa yang mengalami sakit punggung belakang dibagi dalam empat kelompok secara acak yaitu akupunktur individual, akunpunktur standar, akupunktur simulasi tanpa memasukkan jarum ke kulit.
Dalam kelompok terakhir, para terapis menirukan jarum akupunktur dengan menggunakan tusuk gigi dalam tabung pengantar, menekan pada titik akupunktur tanpa menusuk kulit.
Partisipan menerima 10 perawatan selama tujuh minggu. Di akhir sesi, berkuurangnya rasa sakit serta penurunan gejala nyeri punggun semakin berkurang hampir sama diantara tiga kelompok.
Selain itu, jumlah obat yang dikonsum oleh semua kelompok pasien semakin berkurang dengan cepat dan berlanjut hingga tahun berikutnya. Sekitar 2/3 dari pasien yang mengonsumsi obat, sebagian besar penghilang rasa sakit seperti nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Dalam delapan minggu, penurunan terjadi hingga 47 persen dari kelompok akupunkutr dan 59 persen pada kelompok simulasi.
Yang mengejutkan adalah akupunkutr dapat bekerja efektir meskipun tidak menusuk kulit. "Tidak perlu sampai jarum memasuki daerah kulit. Tidak ada keuntungan lebih dari menggunakan jarum. Mengapa? Hal itu masih berupa pertanyaan terbuka," ujar Cherkin.
Belum ada penjelasan mengenai hal itu, namun ada beberapa teori yang dapat mendasarinya. Kemungkinan akupunktur simulasi dapat mempengaruhi secara psikologis sehingga menghasilkan kelegaan. Cherkin dalam laporannya juga menuturkan kemungkinan lain yaitu dampak yang tidak spesifik seperti itikad dari terapis atau antusiasme pasien.
Beberapa penelitian sebelumnya berhasil menemukan respon psikologis dari kedua jenis akupunktur tersebut.
Seorang terapis berlisensi dan Asisten Dosen untuk pengobatan tambahan dan integrasi di University of Miamy Miller School of Medicine, Janet Konefal mengatakan, dia tidak terkejut dengan hasil dari penelitian tersebut.
"Anda dapat menstimulasi titi dengan tekanan, jaruk, listrik atau kini dengan sinar laser dan frekuensi yang beragam dari sinar laser," jelasnya.
Konefal juga mengatakan, teknik menekan pada satu titik merupakan teknik Jepang untuk stimulasi. Hal itu bisa digunakan untuk orang tua atau lemah. Alasan tersebut, lanjutnya, dapat menjelaskan mengapa dua metode stimulasi tersebut hasilnya sejalan.
"Jika kita tidak bisa memahami bagaimana hal itu bisa berhasil, tapi tidak berarti hal itu tidak bekerja. Bisa jadi dapat membantu Anda untuk melakukannya," pungkas Cherkin.
No comments:
Post a Comment