Beberapa komentar yang terdapat pada tulisan saya tentang Tanda Tanda Kehamilan menulis atau lebih tepatnya bertanya tentang telat haid. Sebagian besar dari mereka bertanya tanya, “haid saya tidak nongol nongol, apakah saya hamil?” Tentu tidak ada yang salah dari pertanyaan mereka, namanya juga orang lagi bingung dan tidak tahu, tentu langkah yang paling bijak adalah bertanya ke ahlinya.
Saya tegaskan kembali disini bahwa, telat haid atau terlambat haid tidak selalu berarti hamil. Tetapi bila memang benar hamil, maka pasti tidak akan haid. Bingung khan? Oke begini saja, orang yang tidak haid belum tentu hamil sedangkan orang hamil pasti tidak haid. Mengapa demikian? Karena seperti kita ketahui bersama bahwa menstruasi terjadi bila sel telur yang tidak dibuahi meluruh bersama dengan mukosa rahim melalui proses yang rumit (tidak mungkin dijelaskan disini karena sifatnya teknis banget). Sebaliknya bila ternyata sel telur tersebut berhasil dibuahi maka mukosa rahim akan menjaganya agar tidak meluruh melalui suatu proses yang rumit pula.
Yang mengatur fungsi dari mukosa rahim ini, kapan harus meluruh dan kapan harus tidak adalah hormon maka bila suatu ketika terjadi proses yang tidak wajar yaitu telur yang tidak dibuahi ternyata tidak meluruh alias haid maka hormonlah yang menjadi salah satu biang keroknya. Sehingga jelas disini bahwa suatu yang tidak wajar bisa terjadi dalam proses ini yang menyebabkan seorang perempuan yang tidak hamil bisa tidak haid.
Tidak haid atau dalam istilah kedokterannya amenore terjadi bila seorang perempuan tidak haid lebih dari 3 bulan. Amenore secara garis besar dapat dibagi 2 yaitu amenore normal (fisiologis) dan amenore abnormal (patologis). Salah satu contoh dari amenore fisiologis yaitu saat seorang perempuang mengandung dan menyusui. Sedangkan amenore abnormal sering disebabkan oleh karena gangguan di hipotalamus, hipofisis, indung telur, rahim, dan vagina.
Tidak semua kasus amenore harus dibawa ke dokter, sebaliknya ada pula beberapa kasus yang harus segera mendapatkan penanganan dari seorang dokter. Kasus tersebut antara lain adanya tanda tanda kelaki lakian (maskulinisasi), cacat bawaan, uji estrogen dan progesteron negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis, penyakit hati, diabetes melitus, kanker), infertilitas, dan stress berat.
Penurunan dan peningkatan berat badan yang mencolok, usia saat haid pertama, gangguan pertumbuhan badan, adanya stress berat, penyakit berat, penggunaan obat obat penenang merupakan hal hal yang perlu diperhatikan bila seseorang menderita suatu amenore. Pemeriksaan yang bisa dilakukan yaitu pemeriksaan kandungan baik internal maupun eksternal, pemeriksaan penunjang berupa tes kehamilan dan uji progesteron.
Penanganan dari pasien dengan amenore sangat kompleks dan terggantung dari penyebab yang ditemukan pada pasien. Bila karena stress bisa dikonsulkan ke psikiater untuk mendapatkan psikoterapi. Begitu pula bila disebabkan oleh karena penyakit berat maka penyakitnya tersebut harus diatasi dulu.
No comments:
Post a Comment