Salah satunya adalah kejang pada anak. Kejang terjadi karena lepasnya muatan listrik yang berlebihan pada saat yang bersamaan dari sekelompok sel saraf di otak. Gejala yang nampak yakni adanya gerakan yang tidak beraturan, berulang-ulang dengan atau tanpa gangguan kesadaran. Gejala ini timbul tergantung pada begian otak yang terkena. Demikian diungkapkan Prof. dr. Darto Suharso, SpA(K) pada sebuahSeminar Awam Serba-Serbi Seputar Masalah Kesehatan Anak yang diadakan oleh RS Mitra Keluarga di Ciputa Golf & Hotel Surabaya, Minggu (26/4). Kejang menurut Prof. dr. Darto disebabkan oleh beberapa faktor resiko, antara lain adanya cedera karena persalinan, kekurangan oksigen saat kelahiran, bayi kuning, dan infeksi saat kehamilan (TORCH) terutama pada trimester pertama dikatakan sebagai penyebab kejang. Kuning disebut sebagai faktor resiko bila terjadi pada hari pertama kelahiran. ”Bayi kuning akan normal bila terjadi pada hari ketiga,” ujar Prof. dr. Darto Suharso, SpA(K).
Sedangkan memasuki anak-anak, kejang biasanya terjadi karena adanya infeksi otak, trauma kepala akibat jatuh, kekurangan cairan karena diare dan muntah, kejang demam, dan epilepsi (ayan). Gejala awal pada epilepsi biasanya ditandai dengan kejang 2 kali atau lebih tanpa disertai panas. Jarak kejang pertama dan kedua lebih dari 24 jam. 70% kejang pada epilepsi mudah diatasi dengan obat yang tepat dan teratur (jika tidak ada kelainan struktur otak). Sedangkan 30% kejang pada epilepsi dulit diatasi dengan obat anti epilepsi. Diperlukan obat kombinasi 2 sampai 3 macam obat, namun jika kejang sulit terkontrol maka tindakan operasi menjadi alternatif pengobatan selanjutnya. Kejang demam sendiri terjadi akibat kenaikan suhu tubuh secara mendadak kerana penyakit diluar otak.
Bila menemukan tanda dan gejala tersebut diatas, orang tua sebaiknya waspada. Kejang dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan oksigen di otak, kekurangan gula di otak, pembengkakan otak, dan panas tinggi hingga 40ÂșC. Panas tinggi inilah yang kemudian disebut sebagai kejang demam, yakni kejang yang terjadi akibat kenaikkan suhu tubuh secara mendadak karena penyakit diluar otak. Secara klinis kejang juga dapat mengakibatkan cacat fisik, cacat mental, gangguan perilaku, gangguan belajar, epilepsi hingga kematian.
Lantas, apa yang harus dilakukan orang tua pada saat anak kejang ?. Berikut tips dari Prof. dr. Darto Suharso, SpA(K) :
- Tetap tenang dan tidak panik
- Kendorkan pakaian, terutama disekitar leher
- Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring
- Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung
- Jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut, karena mengakibatkan keruakan rahang
- Ukur suhu, observasi dan catat lama serta bentuk kejang
- Tetap bersama pasien selama kejang
- Berikan diazepam rektal, dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti
- Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih
No comments:
Post a Comment