Monday, August 4, 2008
Kudis
Skabies atau kudis adalah penyakit kulit yang menular. Penyakit ini ditimbulkan oleh kutu tuma gatal Sarvoptes scabiei. Kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter. Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan eksema yang disebabkan oleh garukan.
Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya 0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin.
Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang bercabang. Di dalam terowongan ini, kutu bersarang dan mengeluarkan telurnya. Dalam waktu tujuh sampai 14 hari, telur menetas dan membentuk larva yang dapat berubah menjadi nimfa, selanjutnya terbentuk parasit dewasa.
Hal yang paling disukai kutu betina adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, yaitu daerah sekitar sela jari kaki dan tangan, siku, pergelangan tangan, bahu, dan daerah kemaluan. Pada bayi yang memiliki kulit serba tipis, telapak tangan, kaki, muka, dan kulit kepala sering diserang kutu tersebut.
Ciri-ciri seseorang terkena skabies adalah kulit penderita penuh bintik-bintik kecil sampai besar, berwarna kemerahan yang disebabkan garukan keras. Bintik-bintik itu akan menjadi bernanah jika terinfeksi. Keluhan yang dirasakan penderita adalah gatal yang hebat dan panas, terutama pada malam hari.
Cara penularan penyakit kulit ini adalah melalui kontak langsung antara kulit yang sehat dan kulit penderita kudis atau skabies. Kontak tersebut bisa terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat atau tempat tidur serta pakaian.
Penyakit ini diobati dengan salep antikudis yang disebut salep 2-4. Setelah penderita mandi, salep dioleskan dan digosok agak keras agar salep masuk ke terowongan dan kontak dengan kutu. Setelah itu, penderita tak boleh mandi selama tiga hari agar obat tersebut tetap bertahan pada tempatnya.
Jika obat tersebut terbasuh air pada waktu mandi, masa kontak kutu kudis dengan obat tersebut tak cukup lama untuk membunuhnya. Pemakaian salep pun harus merata agar semua kutu mati dan tak berkembangbiak lagi. Jika kudis ini disertai infeksi kulit, infeksinya diobati dengan antibiotika bersamaan dengan pengobatan penyakit kudis tersebut. wed ( )
Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya 0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin.
Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang bercabang. Di dalam terowongan ini, kutu bersarang dan mengeluarkan telurnya. Dalam waktu tujuh sampai 14 hari, telur menetas dan membentuk larva yang dapat berubah menjadi nimfa, selanjutnya terbentuk parasit dewasa.
Hal yang paling disukai kutu betina adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, yaitu daerah sekitar sela jari kaki dan tangan, siku, pergelangan tangan, bahu, dan daerah kemaluan. Pada bayi yang memiliki kulit serba tipis, telapak tangan, kaki, muka, dan kulit kepala sering diserang kutu tersebut.
Ciri-ciri seseorang terkena skabies adalah kulit penderita penuh bintik-bintik kecil sampai besar, berwarna kemerahan yang disebabkan garukan keras. Bintik-bintik itu akan menjadi bernanah jika terinfeksi. Keluhan yang dirasakan penderita adalah gatal yang hebat dan panas, terutama pada malam hari.
Cara penularan penyakit kulit ini adalah melalui kontak langsung antara kulit yang sehat dan kulit penderita kudis atau skabies. Kontak tersebut bisa terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat atau tempat tidur serta pakaian.
Penyakit ini diobati dengan salep antikudis yang disebut salep 2-4. Setelah penderita mandi, salep dioleskan dan digosok agak keras agar salep masuk ke terowongan dan kontak dengan kutu. Setelah itu, penderita tak boleh mandi selama tiga hari agar obat tersebut tetap bertahan pada tempatnya.
Jika obat tersebut terbasuh air pada waktu mandi, masa kontak kutu kudis dengan obat tersebut tak cukup lama untuk membunuhnya. Pemakaian salep pun harus merata agar semua kutu mati dan tak berkembangbiak lagi. Jika kudis ini disertai infeksi kulit, infeksinya diobati dengan antibiotika bersamaan dengan pengobatan penyakit kudis tersebut. wed ( )
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment