Para peneliti memperkirakan, kualitas tidur yang menurun disebabkan beberapa faktor dimana tekanan psikologi seperti stres begitu dominan. "Pada riset sebelumnya ditemukan bukti kuat yang menghubungkan antara stres kerja dan gangguan tidur, tapi riset kesehatan yang fokus pada efek dari pensiun juga menghasilkan fakta yang sama," tegas Jussi Vahtera, Peneliti asal University of Turku in Finland. seperti yang dilansir Health Day.
Dia juga menjelaskan, dari berbagai riset sebelumnya juga meletakan faktor pensiun sebagai penyebab stres.
Sementara itu, riset yang dilakukan Jussi dan koleganya mencatat angka 24% dari pegawai pensiunan perusahaan gas dan listrik mengalami gangguan tidur. Kondisi demikian terjadi setahun sebelum pensiun. Jussi serta tim peneliti juga mencatat angka 18% dari pegawai perusahaan yang sama mengalami gangguan tidur, setahun setelah pensiun. Namun, riset tidak menyebutkan secara detail jenis gangguan tidur macam apa yang kerap menimpa pesiunan.
Dari hasil riset juga diketahui bahwa penurunan gangguan tidur umumnya dialami pensiunan berkelamin pria. Mereka dilaporkan mengalami depresi atau tekanan mental sebelum pensiun. Riset juga mencatat, perbaikan tidur hanya dialami pensiunan pria yang biasanya pekerja berlevel manajemen, dan pekerja bersistem shif atau pekerjaan yang tidak terlalu memberikan tekanan. Menurut Jussi, hanya pensiunan yang gagal berprestasi saja yang sulit memperbaiki kualitas tidur.
"Kami meyakini, riset yang dilakukan sesuai dengan kondisi dimana pemberian insentif begitu minim bagi para pensiunan," tukas Jussi. Di negara dan posisi, masih dia menjelaskan, yang tidak berani menjamin kesejahteraan pensiun akan diikuti dengan kejadian stres, gangguan tidur bahkan sebelum memasuki pensiun.
Menanggapi riset tersebut, Dr. James P. Krainson, medical director of the South Florida Sleep Diagnostic Center in Miami menyebut riset begitu menarik namun baru terbatas pendahuluan.
"Data yang masuk berasal dari perusahaan yang sama, berati tidak bisa mewakili seluruh pekerja di AS," tukas James. Menurut dia, kualitas tidur merupakan sesuatu yang dicari saat memasuki usia pensiun tetapi riset tidak menjelaskan secara definitif sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahuinya.
Riset sendiri mengambil sukarelawan pensiunan dari berbagai bidang, dengan populasi 11.581 pria dan 3.133 wanita yang memasuki masa pensiun antara tahun 1990 dan 2006. Rata-rata populasi berusia rantara 55 dan 60 tahun, dan 80%nya telah mendapatkan ongkos pensiunan. Riset telah dipublikasi sejak 1 November 2009.
No comments:
Post a Comment